Senin, 11 Januari 2016

SULITNYA PIKIRAN MENGGAPAI HATI

Hari Rabu, 28 Oktober 2015, perkuliahan filsafat ilmu bersama Prof. Marsigit kembali digelar di ruang PPG 1 gedung FMIPA UNY. Perkuliahan yang dimulai pukul 07.30 tersebut kembali membahas tentang beberapa hal yang berasal dari pertanyaan mahasiswa. Salah satu pertanyaan yang terlontar yaitu
Mengapa pikiran sulit menggapai hati dan pikiran sulit untuk diungkapkan?
            Berikut jawaban dari beliau. Persoalan filsafat mencakup dua hal yaitu (1) menjelaskan apa yang kita ketahui, dan (2) memahami apa yang ada di luar pikiran kita. Manusia dalam hidupnya memiliki banyak keterbatasan. Hal ini sesuai dengan kodratnya bahwa manusia bersifat terbatas. Hal ini berdampak pada suatu keadaan dimana manusia tidak mampu dan tidak akan pernah mampu untuk memikirkan semua yang ada di hatinya, manusia juga tidak mampu untuk mengungkapkan semua pikirannya, serta manusia tidak akan pernah dapat menuliskan semua ucapan. Akan tetapi, hal tersebutlah yang menyebabkan manusia menjadi hidup. Bayangkan saja jika manusia mampu memikirkan semua yang ada dalam hatinya. Akankah manusia mampu tidur? Mampukah manusia tetap beraktivitas? Tentunya hal tersebut akan terus membebaninya sehingga dia tidak mampu untuk hidup. Perasaan dan pikiran manusia lebih luas dari lautan di muka bumi ini. Hati seluas ciptaan Tuhan. Untuk itu ada saatnya kita harus pikiran tidak mampu untuk menggapai hati, yaitu ketika kita sedang berdoa atau bersembahyang kepada Tuhan. Saat itu pikiran kita harus berhenti. Jika pikiran kita tidak berhenti maka kita adalah makhluk yang sombong. Karena dalam doa kita harus ikhlas dan memfokuskan semua pada Tuhan. Biarkan hati yang berkomunikasi, karena sebaik-baik fasilitator untuk menggapai Tuhan adalah dengan hati kita. Oleh karena itulah mengapa pikiran manusia tidak mampu untuk menggapai hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar