Hari Rabu
tanggal 4 November 2015 kami kembali mengikuti perkuliahan filsafat ilmu dengan
Prof. Marsigit sebagai dosen kami. Perkuliahan seperi biasa dilaksanakan di
ruang PPG 1 gedung FMIPA UNY mulai pukul 07.30 WIB. Tidak seperti biasanya,
hari ini Prof. Marsigit tidak mengawali kuliah dengan tes jawab singkat. Beliau
meminta kami untuk menghadap ke papan tulis dan mulai menjelaskan tentang
aliran-aliran filsafat. Pembahasan-pembahasan tentang filsafat tidak akan lepas
dari objeknya yang meliputi hal yang ada dan yang mungkin ada. Awal
mulanya, filsafat terbagi atas dua pemikiran besar, yaitu pemikiran yang
menyatakan bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah dimana
tokohnya yaitu Perminides dan pemikiran yang menyatakan bahwa tidak ada satu
pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen dengan tokohnya yaitu
Heraclitos. Selain itu, ada juga Socrates dengan pemikirannya yang mengatakan bahwa hal yang paling penting ada pada cara dia
berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan
melalui satu dialektika.
Pemikiran
Perminides yang menyatakan bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak
berubah dilanjutkan oleh Plato yang menganut paham idealis. Paham ini
menekankan pada logika yang bersifat tetap. Plato memandang pengetahuan
matematika sebagai sesuatu yang absolute,
transcendental terms as pure, true and good. Selanjutnya, dari Plato, ide
mengalir ke Rene Descartes yang menganut paham rasional. Pemikiran Descartes
yang terkenal adalah pandangan bahwa semuanya tidak ada yang pasti. Kalimatnya
yang terkenal yaitu "Aku berpikir maka aku ada". Bagi Descartes
eksistensi pikiran manusia adalah sesuatu yang absolut dan tidak dapat
diragukan. Selanjutnya, ide tersebut mengalir ke Hilbert yang memandang
matematika sebagai math formal, math
axioma, dan pure math. Dia
mengatakan bahwa matematika itu satu dan konsisten. Sementara itu, muridnya
yaitu Godel menyangkal idenya itu. Godel tidak sependapat dengan Hilbert dan
mengatakan bahwa matematika itu konsisten tapi belum lengkap. Hal ini sama
artinya dengan mengatakan bahwa matematika itu tidak satu karena belum lengkap.
Dari
pandangan-pandangan para filsuf ini, maka pengetahuan manusia hukumnya a priori yang dicirikan dengan kegiatan
menganalisis. Semua menyebutkan bahwa pemikiran manusia tidak berubah (absolut).
Dari pandangan ini, muncullah pure
science. Salah satu dampak dari pure
science ini adalah kurikulum 2013 yang saat ini akan diterapkan di
Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan suatu kemenangan bagi Perminides.
Sementara
itu, pemikiran Heraclitos yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun hal di alam
semesta yang bersifat tetap atau permanen
dilanjutkan oleh Aristoteles yang menganut paham Realis. Aristoteles
menekankan pada pengalaman yang sifatnya berubah. Dari Aristoteles, ide
mengalir ke David Hume yang menganut paham empririsme nyata. Hume memilih
pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan. Dari pandangan ini, pengetahuan
manusia hukumnya sintetik yang dicirikan dengan aktivitas melihat atau
mengamati. Selanjutnya, pandangan-pandangan ini mengalir menjadi ilmu-ilmu
humanism dimana di dalamnya terdapat agama, seni, dan social. Hal ini yang
mendasari adanya Public Education dan
Progressive yang menganggap
matematika sebagai activity.
Karena
adanya perbedaan pandangan ini, maka muncullah aliran baru dalam filsafat
dengan tokohnya yaitu Immanuel kant. Kant mendamaikan pertentangan antara kedua
pandangan sebelumnya. Menurut Kant, memang ilmu pengetahuan dihimpun dari
aktivitas melihat (sintetik), tetapi
hal itu tidak menjadi sebuah pengetahuan jika tidak dilakukan analisis (a priori). Sehingga Immanuel Kant
menyatakan bahwa ilmu merupakan sintetik
a priori.
Semua
pandangan di atas ditentang oleh Aguste Compte yang beraliran positivis. Dia
menolak filsafat. Prof. Marsigit menyebutkan bahwa filsafatnya Aguste Compte
adalah anti-filsafat. Berikut ini pandangan Aguste Compte tentang pemikiran
manusia.
Hal tersebut lalu menjelma menjadi seperti berikut:
Hal tersebut merupakan unsur dasar
dari Kapitalism, Utilitinism, Pragmatism, dan Hedonism. Menurut Prof. Marsigit,
matematika murni/ pure science
merupakan anak emas dari hal tersebut. Sedangkan tujuan kita sebagai bangsa
Indonesia adalah
Kendati tujuan kita
adalah sesuai dengan gambar di atas, akan tetapi kita tidak dapat terlepas dari
pengaruh power now karena hal itu
memiliki banyak pengaruh terhadap keseharian kita, misalkan saja gadget dan teknologi-teknologi lain yang
tidak dapat lepas dari kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar