Senin, 11 Januari 2016

Aliran Filsafat


Hari Rabu tanggal 4 November 2015 kami kembali mengikuti perkuliahan filsafat ilmu dengan Prof. Marsigit sebagai dosen kami. Perkuliahan seperi biasa dilaksanakan di ruang PPG 1 gedung FMIPA UNY mulai pukul 07.30 WIB. Tidak seperti biasanya, hari ini Prof. Marsigit tidak mengawali kuliah dengan tes jawab singkat. Beliau meminta kami untuk menghadap ke papan tulis dan mulai menjelaskan tentang aliran-aliran filsafat. Pembahasan-pembahasan tentang filsafat tidak akan lepas dari objeknya yang meliputi hal yang ada dan yang mungkin ada. Awal mulanya, filsafat terbagi atas dua pemikiran besar, yaitu pemikiran yang menyatakan bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah dimana tokohnya yaitu Perminides dan pemikiran yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen dengan tokohnya yaitu Heraclitos. Selain itu, ada juga Socrates dengan pemikirannya yang mengatakan bahwa hal yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika.
Pemikiran Perminides yang menyatakan bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah dilanjutkan oleh Plato yang menganut paham idealis. Paham ini menekankan pada logika yang bersifat tetap. Plato memandang pengetahuan matematika sebagai sesuatu yang absolute, transcendental terms as pure, true and good. Selanjutnya, dari Plato, ide mengalir ke Rene Descartes yang menganut paham rasional. Pemikiran Descartes yang terkenal adalah pandangan bahwa semuanya tidak ada yang pasti. Kalimatnya yang terkenal yaitu "Aku berpikir maka aku ada". Bagi Descartes eksistensi pikiran manusia adalah sesuatu yang absolut dan tidak dapat diragukan. Selanjutnya, ide tersebut mengalir ke Hilbert yang memandang matematika sebagai math formal, math axioma, dan pure math. Dia mengatakan bahwa matematika itu satu dan konsisten. Sementara itu, muridnya yaitu Godel menyangkal idenya itu. Godel tidak sependapat dengan Hilbert dan mengatakan bahwa matematika itu konsisten tapi belum lengkap. Hal ini sama artinya dengan mengatakan bahwa matematika itu tidak satu karena belum lengkap.
Dari pandangan-pandangan para filsuf ini, maka pengetahuan manusia hukumnya a priori yang dicirikan dengan kegiatan menganalisis. Semua menyebutkan bahwa pemikiran manusia tidak berubah (absolut). Dari pandangan ini, muncullah pure science. Salah satu dampak dari pure science ini adalah kurikulum 2013 yang saat ini akan diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan suatu kemenangan bagi Perminides.
Sementara itu, pemikiran Heraclitos yang menyatakan bahwa tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen  dilanjutkan oleh Aristoteles yang menganut paham Realis. Aristoteles menekankan pada pengalaman yang sifatnya berubah. Dari Aristoteles, ide mengalir ke David Hume yang menganut paham empririsme nyata. Hume memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan. Dari pandangan ini, pengetahuan manusia hukumnya sintetik yang dicirikan dengan aktivitas melihat atau mengamati. Selanjutnya, pandangan-pandangan ini mengalir menjadi ilmu-ilmu humanism dimana di dalamnya terdapat agama, seni, dan social. Hal ini yang mendasari adanya Public Education dan Progressive yang menganggap matematika sebagai activity.
Karena adanya perbedaan pandangan ini, maka muncullah aliran baru dalam filsafat dengan tokohnya yaitu Immanuel kant. Kant mendamaikan pertentangan antara kedua pandangan sebelumnya. Menurut Kant, memang ilmu pengetahuan dihimpun dari aktivitas melihat (sintetik), tetapi hal itu tidak menjadi sebuah pengetahuan jika tidak dilakukan analisis (a priori). Sehingga Immanuel Kant menyatakan bahwa ilmu merupakan sintetik a priori.
Semua pandangan di atas ditentang oleh Aguste Compte yang beraliran positivis. Dia menolak filsafat. Prof. Marsigit menyebutkan bahwa filsafatnya Aguste Compte adalah anti-filsafat. Berikut ini pandangan Aguste Compte tentang pemikiran manusia.












Hal tersebut lalu menjelma menjadi seperti berikut:



   










Hal tersebut merupakan unsur dasar dari Kapitalism, Utilitinism, Pragmatism, dan Hedonism. Menurut Prof. Marsigit, matematika murni/ pure science merupakan anak emas dari hal tersebut. Sedangkan tujuan kita sebagai bangsa Indonesia adalah



 
 











Kendati tujuan kita adalah sesuai dengan gambar di atas, akan tetapi kita tidak dapat terlepas dari pengaruh power now karena hal itu memiliki banyak pengaruh terhadap keseharian kita, misalkan saja gadget dan teknologi-teknologi lain yang tidak dapat lepas dari kehidupan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar